3000 Jamaah Tertunda Keberangkatan, Biro Umrah SBL Dalam Pengawasan Khusus
Jakarta, Akuratnews.com - Biro penyelenggara umrah Solusi Balad Lumampah (SBL) kini dalam status pengawasan khusus oleh Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian Agama pusat, dan Kanwil Kemenag Jawa Barat, menyusul tertundanya sekitar 3.000 jamaah untuk berangkat umrah.
SBL diberi batas waktu sampai akhir Januari 2018 untuk dapat memberangkatkan seluruh jamaah umrah yang sebelumnya tertunda.
Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI sebelumnya secara khusus mengutus Kepala Seksi Pengawasan Umrah Deni Fathurrahman menggelar pertemuan dengan jajaran pengurus SBL di Bandung, Rabu (27/12/2017). Pertemuan juga melibatkan unsur OJK dan Kanwil Kemenag Jabar.
Deni menegaskan pihaknya tidak ingin kasus First Travel terulang sehingga pengawasan terhadap penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) harus diperketat.
SBL yang berkantor pusat di Bandung ini sekarang termasuk PPIU yang harus diawasi dengan ketat.
Selama ini SBL menjaring jamaah umrah dengan program umrah promo, yang praktiknya menggunakan pola pemasaran berjaringan (multi level marketing—MLM). Program umrah promo ditawarkan dengan biaya Rp 16 juta sehingga “sukses” menjaring hingga ribuan jamaah.
Sejak Oktober 2017 pihak OJK sudah meminta SBL menghentikan program umrah promo.
OJK meminta pemilik SBL memiliki dana tersedia (outstanding) guna merealisasikan keberangkatan 3.000 orang jamaahnya.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Jabar Ajam Mustajam mengaku sudah membentuk tim investigasi. Tenggat waktu sebulan yang diberikan ke SBL dianggap cukup untuk memberangkatkan 3.000 jamaah, jika seminggu mampu memberangkatkan 750 jamaah dengan mem-booking seat dua pesawat.
Pemilik SBL Aom Juang menyatakan persoalan yang menimpa SBL akibat salah kelola dengan merilis program umrah promo yang berhasil mendatangkan ribuan jamaah. Seharusnya tim marketing dan agen merekrut calon jamaah umrah dengan harga normal. “Namun karena sudah terjadi, maka kami siap memberangkatkan 3.000 jamaah yang tersisa itu,” ujarnya.
SBL berencana menjaminkan aset-asetnya untuk memperoleh pembiayaan dari bank sebesar Rp 50 miliar. “Kami sudah menjadwalkan lagi rencana keberangkatan jamaah. Sedangkan program umrah promo sudah resmi kami tutup, dan jika masih ada pihak yang menawarkan berarti itu ilegal,” ujar Aom.
Sejumlah agen tiket maskapai di Jakarta ketika dihubungi ManasikNews mengaku tidak mau berurusan dengan SBL. Risiko bisnisnya cukup tinggi. Terlebih lagi setelah keuangan SBL diketahui tidak likuid dan gagal melunasi ribuan tiket yang sebelumnya sudah dipesan, sehingga uang jaminan SBL di sebuah maskapai pun ikut hangus.
Pada periode November-awal Desember 2017, di bursa tiket maskapai, SBL travel dikabarkan bersaing dengan Abu Tour (Makassar) dalam berburu tiket maskapai tujuan Arab Saudi dalam volume besar.
Sumber: Manasiknews
Komentar