Opini

Angin Segarnya Sistem Gagal

Akuratnews.com - Pemilu Presiden AS (Amerika Serikat) yang baru saja berlangsung dimenangkan oleh Joe Biden melawan petahana Donald Trump pada Sabtu (7/11/2020). Biden langsung menyebutkan bahwa dirinya akan menjadi pemimpin yang tidak berusaha memecah belah, tetapi untuk menyatukan negara.

Tidak hanya itu Biden berjanji akan membuat AS lebih ramah bagi umat Islam. Bahkan pada saat kampanye, Biden mengucapkan kata InsyaAllah dan mengutip sebuah hadits dari Rasulullah saw. Dimana, di dalam Islam kata Insyaallah merupakan janji yang tulus dari seseorang kepada orang lain.

Dalam pernyataannya secara virtual Biden juga berjanji akan menandatangani undang-undang kejahatan rasial serta mengangkat staf muslim dalam pemerintahannya. Hal tersebut seperti angin segar dan menjadi harapan baru bagi muslim Amerika, di tengah meningkatnya wabah Islamphobia.

Tidak ada yang salah memang dengan harapan rakyat khususnya umat Islam.

Terlebih mantan wakil presiden AS itu bahkan berani bersumpah untuk menghapus kebijakan Presiden Trump yang menargetkan negara-negara mayoritas muslim yang telah berlaku selama tiga tahun. Ia menyebut kebijakan tersebut sebagai kebijakan keji. Memang seolah wajah baru presiden Amerika Serikat memancarkan jutaan harapan bagi muslim khususnya muslim Amerika sendiri.

Namun perlu diketahui, mengharapkan kebaikan kepada mereka yang tidak menerapkan aturan Islam adalah sia-sia. Apalagi berharap kepada mereka yang notabene orang kafir yang memusuhi Islam beserta aturannya. Kampanye Biden terkait sikap terhadap Islam dan muslim tidak bisa menjadi sandaran perubahan kebijakan. karena dalam demokrasi, kampanye hanya alat mengumpulkan suara. Kampanye bukan janji yang bisa dimintai pertanggung jawaban.

Begitulah hakikat demokrasi, sistem bobrok yang tidak layak menjadi gantungan harapan termasuk bagi perbaikan kondisi muslim di berbagai belahan dunia. Sebab sistem kapitalisme yang menjadi asas dari Demokrasi sendiri tak pernah terbukti mensejahterakan, justru kini telah menampakkan kegagalannya dalam segala lini, tidak hanya AS bahkan negara-negara lainnya yang menggunakan sistem kapitalisme telah gagal mewujudkan kemaslahatan. Itulah sistem yang lahir dari sekularisme (Pemisahan agama dari kehidupan) hakikat manusia yang lemah dan terbatas tak akan mampu membuat aturan bagi manusia lainnya.

Sebagaimana diketahui warga dunia, AS adalah negara penganut ideologi kapitalisme. Sumber kekuatannya berasal dari ideologi yang diembannya itu. Bahkan, AS selalu membawa ideologi kaputalisme ke kancah perpolitikan internasional. AS berupaya semaksimal mungkin untuk menyebarkan ideologinya agar tetap menjadi satu-satunya negara adidaya.

AS akan bersikukuh dengan prinsip-prinsip kebijakan politik luar negerinya. Sebagai negara kapitalisme global, AS akan mempertahankan eksistensi dan kepemimpinannya dalam kancah internasional. Perekonomian Amerika Serikat dianggap salah satu hal vital di dunia. Indikasinya yakni banyak negara telah menjadikan dolar Amerika Serikat sebagai tolok ukur mata uangnya.

Amerika Serikat dalam aspek politik menampakkan keberpihakannya terhadap Israel. AS juga menerapkan standar ganda dalam penilaian HAM dan penerapan demokratisasi. Belum lagi upaya eksploitasi ekonomi atas negara-negara Dunia Ketiga dan negeri-negeri muslim tak lepas dari kehidupan politik AS. Bahkan aspek sosial AS begitu berantakan dengan hancurnya moral warga yang liberal.

Amerika Serikat menancapkan hegemoninya tak jauh dari penjajahan. Banyak tipe penjajahan yang dilancarkan AS, baik secara ekonomi, politik, militer, maupun sosial budaya. Terutama penjajahan terhadap negeri muslim sangat giat dilakukan. Mulai dari awal kepemimpinan hingga Donald Trump, penjajahan senantiasa digalakkan.

Wajah baru AS tetaplah sama, sistem yang diterapkannya pun sama. Kehadiran Joe Biden yang pernah menjadi wakil presiden tak bisa diharapkan terlalu jauh. Jangan terlalu berharap pada ucapan saat kampanye Joe Biden yang seolah meninggikan derajat kaum muslim. Hal itu dalam demokrasi sangat lumrah. Sudah menjadi tabiat dan watak para calon atau pemimpin di dunia dalam demokrasi, rela melakukan apa saja demi hajat dan kepentingannya terpenuhi.

Kehidupan kaum muslim tak akan banyak berubah jika tetap menerapkan hukum yang berasal dari manusia. Justru ini merupakan wajah baru yang tenggelam dalam sistem lama tak akan memberikan kebaikan apa pun terhadap kaum muslim. Pasalnya, kerusakan akhlaq, kemiskinan, ketidakadilan dan segela bentuk petaka berasal dari rahim kapitalisme. Wajah dunia tidak akan berubah jika sistem yang digunakan masih sama.

Adapun perubahan dunia bisa diraih jika memberlakukan aturan yang berasal dari Allah SWT, syariat Islam. Negara yang menerapkan syariat Islam akan menerapkan politik luar negeri dengan dua metode, yakni dakwah dan jihad.

Dakwah amalan wajib individu dan jamaah, termasuk amalan wajib negara tatkala mengemban risalah Islam ke seluruh dunia. Haram negara menggelorakan jihad pada negara kafir jika belum ditunaikan dakwah atasnya.

Setelah sebuah negara tunduk pada aturan Allah, niscaya negara tersebut akan disinari dengan cahaya Allah. Sistem ekonomi yang diterapkan akan dititikberatkan pada distribusi kekayaan milik rakyat kepada rakyat sepenuhnya. Pun distribusi kekayaan negara kepada tiap individu rakyat sehingga kebutuhan pokok rakyat terjamin. Keamanan, pendidikan dan kesehatan juga akan dijamin oleh negara.

Islam akan menjaga kehidupan sosial dengan baik. Kontrol sosial akan berjalan sebagaimana mestinya. Amar ma’ruf nahi munkar akan bersanding dengan tingginya akhlaq di antara sesama warga muslim. Toleransi dan kerukunan akan terawat dan terjaga antara warga muslim dan kafir dzimmi.

Jika ideologi Islam yang dijadikan sistem kehidupan dalam tatanan negara, InsyaAllah keberkahan dari langit dan bumi akan berlimpah. Saatnya kaum muslim tidak tertipu oleh untaian kata manis yang melenakan, sementara aturan yang diterapkan bukan Islam. Sungguh, keadaan akan sama dan jauh lebih parah.

Sebagaimana janji Allah Swt. Dalam Surat (Al-A’raf Ayat 96) "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya".

Wallahu a’lam

Baca Juga