Arief Suditomo: Pilkada Serentak 2018 Bakal Panas
Jakarta, Akuratnews.com - Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Arief Suditomo mengatakan ada polarisasi pasca pemilu 2014 yang sampai sekarang masih belum hilang secara total.
"Jadi, tahun 2018-2019 tidak akan semakin ringan, tidak akan semakin halus, bahkan semakin parah, Namun, teman-teman wartawan tidak perlu khawatir. Bahkan beritanya akan semakin panas. Hal itu merupakan salah satu masalah yang harus diantisipasi dan selalu saya bilang kepada teman-teman dan konstituen saya di daerah, bahwa 2018 pasti polarisasi 2014 sisanya akan tergemakan kembali," kata Arief Suditomo dalam diskusi yang bertema 'Pemantapan Persatuan dan Kesatuan' di Media Center Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (27/11/17).
Arief menambahkan, seperti diketahui bahwa pilkada DKI Jakarta beberapa bulan lalu merupakan periode yang cukup keras.
"Namun tidak ada korban jiwa. Segala sesuatunya tersalurkan dengan berbagai macam diskusi, baik lorong publik sosial media atau media mainstream, atau diskusi-diskusi fisik, tetapi tidak ada bentrokan yang menjatuhkan korban jiwa," ujar mantan penyiar di sebuah televisi swasta itu.
Masih menurut Arief, salah satu hal yang amat menjadikan satu perhatian baginya, misalnya di Jawa Barat khususnya yang menjadi daerah pemilihan (Dapil)nya.
"Saya sangat khawatir polarisasi ini menjadi suatu hal yang belum tentu siap seperti halnya, seperti warga di Jakarta. Sehingga saya terus menerus bilang jangan khawatir ini akan lebih parah nantinya, dengan tujuan agar mereka siap jika kelak menghadapi situasi tersebut," papar Ketua DPP Hanura itu.
Sebagai solusi, kata Arief, hal yang dapat dilakukan MPR maupun pemerintah adalah melakukan kampanye bersama-sama dengan Dirjen IKP guna mensosialisasikan bagaimana cara publik menghadapi berita hoaks. Bagaimana cara mengantisipasi informasi-informasi yang simpang siur yang tidak bisa segera mendapat validasi atau referensi yang resmi dari berbagai macam pemberitaan yang selama ini dikomsumsi.
"Jadi, kampanye tersebut selalu kita sampaikan kepada masyarakat, karena sudah barang tentu politisi itu akan menggunakan berbagai macam cara, yang pada dasarnya yakini untuk dapat menjadikan mereka pemenang, Sehingga dalam situasi seperti ini, dimana saya berhadapan dengan teman-teman media dan disini pasti ada medianya berbagai macam platform," ujar Arief.
Menurutnya, satu hal yang paling penting adalah akurasi dan informasi berita yang bisa dipertanggungjawabkan. Hal itu agar saat publik mencerna informasi yang diperoleh dari media tidak menimbulkan konflik.
"Sebab, informasi-informasi yang dikeluarkan dari kantor ke kantor media kita yang selama ini kita produksi, itu juga berdampingan dengan informasi-informasi yang tidak valid. Berita-berita bohong, berita-berita yang dikeluarkan oleh organisasi-organisasi seperti Saracen dan lain-lain atau akun-akun medsos yang pada dasarnya memang ditujukan untuk memberikan distraction atau pengalihan dari isu-isu yang sebenarnya dihadapi atau di sikapi oleh publik," paparnya.
"Initnya, adalah situasi politik di pilkada 2018 tidak akan lebih baik, bahkan akan lebih parah. Tapi, marilah kita semua bergandengan tangan, untuk menghadapi situasi ini. Publik kita persiapkan, bahkan kita kasih gambaran yang terburuk sekalipun. Demikian juga teman-teman wartawan, juga menjadi salah satu pihak yang pada dasarnya kita harapkan untuk bisa bersama-sama menghadapi situasi ini dengan bisa memberikan informasi yang menjadi referensi buat publik dengan baik," tutup Arief. (MA)
Komentar