AKURATNEWS – Setahun lebih, 14 orang pengelola TPST Desa Banjarbendo, Sidoarjo tidak pernah mengirim sampah berasal dari warga setempat berjumlah 10 ribu KK ke TPA Jabon.
Justru, mereka mendaur ulang sampah rumah tangga itu menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi, sehingga bisa dijadikan sumber pendapatan.
Caranya, sampah dipilah terlebih dulu, antara organik dan non-organik, lalu dikeringkan. Setelah kering, diolah jadi briket yang dapat difungsikan sebagai bahan bakar alternatif industri kecil.
Dalam sehari, TPST Banjarbendo itu mengolah sampah 50-60 ton dan menghasilkan 3-5 ton briket.
Hal itu sebagaimana diungkapkan Koordinator Pengelola TPST Banjarbendo, Sugito pada awak media belum lama ini.
“Awalnya, saya memproses sampah jadi briket itu coba-coba melalui berbagai eksperimen. Lantas, saya buat desain alat pemilahan dan pengering sampah, serta mesin pencetak briket. Desain jadi, baru saya bersama tim merakit alat dan mesinnya tersebut,” kata alumni ITS Surabaya ini.
Lebih lanjut, Sugito menandaskan, mengolah sampah jadi briket itu, bukan semata kepentingan bisnis, namun lebih didasari rasa kepedulian dirinya terhadap lingkungan.
“Terpenting, kita peduli lingkungan. Ini modal utama. Saya tidak pernah berpikir atau punya orientasi bisnis. Kalaupun ada pendapatan yang masuk itu hanya mengikuti saja. Seperti di TPST ini yang dikelola 14 orang, kita bisa memberikan penghasilan yang cukup,” tegas pria pegiat lingkungan ini.