Opini
Gerakan Bijak Plastik
Akuratnews.com - Indonesia menghasilkan 67 juta ton sampah plastik di tahun 2019. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah sampah pertahunnya yang mencapai 64 juta ton. Hal ini akan menyebabkan masalah serius pada lingkungan.
Beberapa tahun terakhir ini mulai marak gerakan bye plastic di kalangan masyarakat. Banyak masyarakat yang mulai beralih manggunakan paper bag ataupun alternatif kemasan berbahan dasar lainnya. Namun apabila masyarakat menyadari tentang kelebihan dan manfaat plastik itu sendiri mungkin masyarakat akan lebih bijak dalam penggunaannya.
Jika saja masyarakat paham bahwa memproduksi plastik ternyata lebih hemat energi apabila dibandingkan dengan produksi paper bag atau alternatif kemasan berbahan dasar lainnya dan daur ulang plastik menghasilkan lebih banyak energi serta rendah emisi gas rumah kaca, mungkin plastik tidak serta merta ditinggalkan dan menggantinya dengan alternatif kemasan berbahan dasar lainnya.
Wakil presiden divisi plastic American Chemistry Council (ACC) Steve Russel mengatakan bahwa mengganti plastik dengan bahan alternatif dalam kemasan, justru akan menyebabkan peningkatan penggunaan energi, konsumsi air dan limbah padat, serta meningkatkan emisi gas rumah kaca, pengemasan, eutrofika, dan penipisan ozon. (Kontan.co.id, 03/03/19)
Misalnya saja untuk memproduksi kemasan kertas akan banyak pohon yang ditebang dan akan berdampak buruk bagi lingkungan. Dan untuk memproduksi kemasan kain akan banyak energi yang digunakan dan sulit untuk didaur ulang.
Di zaman modern seperti sekarang ini kita dihadapkan dengan pilihan yang cukup membingungkan. Harus memilih menggunakan kemasan kertas yang ramah lingkungan karena mudah terurai tetapi akan banyak pohon yang harus ditebang atau memilih menggunakan kemasan kain yang tahan lama namun limbahnya sulit untuk didaur ulang dan pilihan lainnya adalah menggunakan kemasan plastik yang tidak ramah lingkungan tetapi apabila dimanfaatkan dan diolah dengan baik akan menghasilkan energi yang lebih banyak.
Hal sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan memaksimalkan penggunaan kemasan yang telah kita punya, apapun itu. Contohnya adalah dengan gerakan bijak plastik, yaitu gunakanlah kemasan pastik secara berulang-ulang hingga kemasan plastik tersebut sudah tidak dapat digunakan atau rusak. Hindari penggunaan kemasan plastik sekali pakai dan membuang sampah plastik sembarangan karena hal ini dapat menyebabkan masalah limbah plastik yang semakin menjadi.
Akhir-akhir ini mulai diperkenalkan konsep circular economy yang dapat mendukung gerakan bijak plastik.
Wakil Ketua Umum Pengembangan Bisnis INAPLAS, Budi Susanto Sadiman mengatakan bahwa plastik berperan besar dalam kehidupan modern. Masalah lingkungan yang terjadi bukan pada plastiknya, tetapi pada perilaku manusia dan ketidak siapan manajemen limbah. Ia juga mengatakan bahwa salah satu upaya untuk memberikan pemahaman yang proposional terkait isu sampah plastik ini adalah melalui konsep circular economy, yaitu siklus pakai plastik yang tidak lagi berakhir di tempat pembuangan sampah tetapi dapat dimanfaatkan kembali baik dalam bentuk bahan daur ulang, listrik, bahan bakar dan naphta. (Liputan6.com, 02/05/19)
Sederhananya, circular economy merupakan alternatif dari sistem ekonomi linear (produksi, penggunaan, pembuangan) yang bertujuan untuk menggali potensi dari setiap material dengan semaksimal mungkin. Konsep utamanya adalah meminimalisir bahan terbuang sehingga dapat mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Pengembangan sistem pengelolaan limbah plastik dengan konsep circular economy dapat diwujudkan dengan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat.
Apabila gerakan bijak plastik ini dapat diterapkan di masyarakat luas maka akan dapat membantu mengatasi masalah lingkungan akibat limbah plastik. Sebaliknya, apabila perilaku masyarakat masih seperti sebelumnya dan pengelolaan limbah plastik belum bisa maksimal maka akan menambah masalah lingkungan akibat limbah plastik tersebut.
Komentar