Harga Minyak Berbalik Naik, Rawan Turun Lagi
Jakarta, Akuratnews.com – Harga minyak mentah dalam perdagangan komoditi dibursa berjangka pada hari Rabu (21/11) berakhir naik. Kenaikan harga didorong oleh ekspektasi adanya pemangkasan produksi oleh sejumlah negara produsen minyak. Mereka akan mengadakan pertemuan diawal bulan depan. Naiknya harga mengurangi kemerosotan yang dialami sebesar 7% sehari sebelumnya.
Naiknya harga masih dibayangi dengan potensi penurunan lebih lanjut. Sebagaimana dilaporkan oleh pemerintah AS bahwa suplai minyak mentah mereka mengalami kenaikan dalam sepekan kemarin. Ini menandai kenaikan beruntun selama Sembilan pekan.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman bulan Januari naik $ 1,20, atau hampir 2,3%, untuk menetap di $ 54,63 per barel. Itu diperdagangkan pada $ 54,34 tepat sebelum data pasokan diluncurkan.
Harga minyak turun 6,6% pada perdagangan di hari Selasa untuk menetap di level terendah selama lebih dari satu tahun di $ 53,43 pada bursa New York Mercantile Exchange (NYMEX). Bursa AS sendiri akan ditutup pada Kamis ini untuk liburan Hari Thanksgiving dan mengadakan sesi perdagangan singkat pada Jumat esok harinya.
Pada perdagangan di bursa ICE London, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Januari naik 95 sen, atau 1,5%, berakhir pada $ 63,48 per barel. Pada perdagangan sebelumnya, harga mengalami penurunan ke $ 62,53 yang merupakan harga terendah sejak Februari.
Secara teknis, grafik pergerakan harga minyak mentah saat ini telah membentuk pola Simpangan Maut, sebagai indikasi perubahan tren harga dari jangka menengah menjadi panjang penurunanya.
Badan Informasi Energi AS melaporkan pada hari Rabu (21/11) bahwa pasokan minyak mentah domestik naik 4,9 juta barel selama sepekan yang berakhir 16 November. Kenaikan ini jauh diatas perkiraan, yang meyakini hanya akan naik 1,9 juta barel. Sementara Amerika Petroleum Institute (API) pada hari Selasa melaporkan adanya penurunan suplai sekitar 1,5 juta barel.
Secara terpisah, Baker Hughes merilis data yang lebih dini pada hari Rabu kemarin. Dalam paparannya, disebutkan bahwa jumlah rig pengeboran minyak AS yang aktif turun 3 buah hingga berjumlah 885 selama minggu ini. Dua minggu beruntun, telah membukukan kenaikan operasional rig sebelumnya. (LH)
Komentar