IHSG Diyakini Akan Jatuh, Investor Ambil Untung Di Wall Street

Saham Bank Central Asia memimpin kenaikan IHSG dalam perdagangan hari Selasa (04/12). (Foto Istimewa).
Saham Bank Central Asia memimpin kenaikan IHSG dalam perdagangan hari Selasa (04/12). (Foto Istimewa).

Jakarta, Akuratnews.com – Perdagangan di lantai bursa saham global, diperkirakan pada Rabu (05/12) akan merosot tajam, termasuk di Indonesia. Pasalnya, aksi jual besar-besaran di Wall Street pada sesi perdagangan terakhir mencatatkan kinerja harian terburuknya dalam masa hampir sebulan ini.

Skeptisme pasar mengemuka atas signifikansi perjanjian antara AS dan China dalam pertemuan mereka di Buenos Aires, Argentina akhir pekan lalu. Ketiga indek utama di Wall street harus berakhir turun, dengan kinerja terburuk sejak 10 Oktober silam.

Sebagaimana hasil perdagangan paska perjanjian tersebut, pasar menyambut gembira dengan melonjak tajam. Sayangnya dalam perdagangan hari Selasa (04/12), pelaku pasar melakukan aksi ambil untung. Sektor keuangan dan Industri menjadi sektor yang paling terpukul. Sementara sektor mampu menjaga kinerja positifnya di bursa S&P 500

Langkah ini juga dilakukan sebagai upaya antisipasi liburan pada hari Rabu, dimana pasar tutup untuk berkabung nasional dalam pemakaman mantan Presiden AS, George H.W Bush, yang meninggal pada Jumat kemarin dalam usia 94 tahun.

Indek Dow Jones turun 799.36 poin atau 3.1%, ke 25,027.07, sementara Indek S&P 500 turun 90.31 poin, atau 3.2%, ke 2,700.06. Indek Nasdaq jatuh 283.09 poin, atau 3.8%, ke 7,158.43.

Pada perdagangan hari Selasa kemarin, Bursa Efek Indonesia berakhir naik, terilhami hasil positif perdagangan bursa global sehari sebelumnya. Kesepakatan antara AS dan China yang dicapai paska pertemuan Donald Trump dan Xi Jinping disela-sela KTT G20 di Buenos Aires, Argentina meredakan kekhawatiran pasar akan resiko Perang Dagang bagi perekonomian global.

IHSG berakhir dalam catatan naik pada level 6.152 atau naik 0,57% dari level sebelumnya di 6.118. Nilai transaksi mencapai Rp 10,4 triliun dengan investor asing mencatatkan beli bersih (net buy) Rp 246 miliar di pasar reguler.

Saham-saham berkapitalisasi besar menjadi motor penggerak utama indek. Sektor keuangan menguat 0,75% dmemimpin penguatan IHSG dipimpin kenaikan saham  Bank Central Asia (BBCA) yang menguat 1,55% ke level 26.200.

Sektor lain yang melaju kencang adalah sektor infrastruktur. Dipimpin saham Telkom yang naik 2,16%. Investor asing mulai masuk kembali ke saham tersebut dengan pembelian Rp 43 miliar.

Sektor terakhir yang mendorong kenaikan IHSG adalah industri dasar. Sektor tersebut menguat 1,66% karena didorong naiknya saham bubur kertas dan pakan ternak INKP yang meroket 10,23%, CPIN loncat 3,33%, TKIM  terbang 4,88% dan JPFA terangkat 5,44%.

Secara teknikal, indek masih mengisyaratkan penguatan penuh dalam perdagangan selanjutnya. (LH)

Penulis:

Baca Juga