Ini Profil Calon Tunggal Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto

Jakarta, Akuratnews.com- Masa jabatan Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI akan berakhir pada Maret 2018. Sebagai gantinya, Presiden Jokowi telah mengusulkan nama Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia.

Surat usulan nama calon Panglima TNI tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno ke DPR pada Senin, 4 Desember 2017. Wakil ketua DPR Fadli Zon mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi hanya mengusulkan satu nama untuk mengganti posisi Gatot.

Fadli berharap uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) Hadi Tjahjanto sebagai calon Panglima TNI akan selesai sebelum akhir masa persidangan sekarang yakni 13 Desember 2017. Ia menargetkan hasil uji kelayakan dan kepatutan Hadi Tjahjanto bisa diambil keputusan di rapat Paripurna. "Nanti tentu akan kami koordinasikan dengan pimpinan Komisi I dan juga fraksi-fraksi di DPR," ujar Fadli di kompleks parlemen (04/12/17).

Di bursa calon Panglima TNI ini, Hadi Tjahjanto “mengungguli” dua jenderal bintang empat lain, yaitu Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Mulyono, serta Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi. Dalam usia masa pensiun, dibanding dua calon lain, Hadi Tjahjanto memang memiliki masa pensiun lebih panjang.

Berdasarkan rekam jejaknya yang diambil dari berbagai sumber, Hadi Tjahjanto merupakan perwira tinggi lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1986 dan Sekolah Penerbangan TNI Angkatan Udara 1987. Karir Hadi meningkat pada 1993. Dia diangkat menjadi Kepala Seksi Latihan Skuadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh.

Tiga tahun berselang, Hadi memimpin pesawat angkut berat sebagai Komandan Flight Ops "A" Flightlat Skuadron Udara 32 Wing Udara 2 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh. Di tahun 1997, Hadi kemudian memimpin pendidikan penerbang sebagai Komandan Flight Skuadron Pendidikan 101 Pangkalan Udara Adi Soemarno. Satu tahun kemudian, Hadi menjadi Kepala Seksi Bingadiksis Dispers Lanud Adi Soemarno.

Selanjutnya, pada 1998 ia menjabat sebagai Komandan Batalyon III Menchandra Akademi TNI. Pada 1999 menjadi Instruktur Penerbangan Lanud Adi Sucipto. Memasuki tahun 2000 ia dipercaya menjadi Kepala Seksi Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Dinas Operasi Lanud Adi Sucipto. Tahun 2001, Hadi menjadi Komandan Satuan Udara Pertanian Komando Operasi Angkatan Udara I.

Tahun 2004, Hadi menjabat sebagai Kepala Departemen Operasi Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara. Berikutnya, dia menjabat sebagai Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh tahun 2006 dan Kepala Sub Dinas Administrasi Prajurit Dinas Administrasi Persatuan Angkatan Udara tahun 2007.

Pada 2010, Hadi menduduki posisi sebagai Komandan Pangkalan Udara Adisumarmo. Selang setahun kemudian, dia menjabat tugas di luar TNI AU menjadi Perwira Bantuan I/Rencana Operasi TNI dan Sekretaris Militer Kementerian Sekretaris Negara.

Karirnya melesat cepat di TNI Angkatan Udara. Ia meraih pangkat Marsekal Pertama (bintang satu) hingga pangkat Marsekal (bintang empat) hanya dalam waktu tujuh tahun.

Pangkat bintang satu ia raih ketika menjabat Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Adi Sumarmo, Boyolali, Jawa Tengah, pada 2010-2011. Pada tahun 2011-2013 Ia juga pernah menjabat Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional (Basarnas).

Dalam tiga tahun terakhir, ia mendapat promosi dua kali, dan mencapai pangkat bintang tiga. Selepas dari Basarnas ia menjabat sebagai Sekretaris Militer Presiden (bintang dua dengan pangkat Marsekal Muda) 2015-2016.

Selanjutnya, Hadi Tjahjanto mendapat promosi menjadi Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan (bintang tiga dengan pangkat Marsekal Madya). Hadi mendapat promosi ke bintang empat ketika dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) di Istana Negara, pada 18 Januari 2017 lalu menggantikan Marsekal Agus Supriatna. (Fajar)

Penulis:

Baca Juga