‘Lo Ban Teng’ Bidik Jean Claude van Damme
Jakarta, Akuratnews.com - Film Indonesia saat ini tengah disesaki film bergenre horor. Inilah yang salah satunya melandasi rumah produksi Putra Kusuma Pictures menggarap film bergenre action berlatar beladiri Kung Fu.
Ki Kusumo, pemilik Putra Kusuma Pictures ingin menggarap film ini dengan latar belakang kisah nyata. Kali ini kisah pendekar asal Hokian, Lo Ban Teng yang akan diangkat ke layar lebar.
Tak banyak orang tahu jika di Indonesia ada perguruan ilmu bela diri Kung Fu beraliran Ngo Chu Kun yang dikembangkan seorang guru bernama Lo Ban Teng. Aliran yang lahir sejak 1928 ini tersebar tidak saja di sejumlah daerah di Indonesia, tapi juga di beberapa negara di Asia.
Dalam menggarap film 'Lo Ban Teng', Ki Kusumo melibatkan professional di bidangnya masing-masing. Antara lain dengan produser Taufiq Arief Denin peraih Panasonic Gobel Award dan sineas kawakan Yan Sanjaya atau yang lebih dikenal Pak Yansen yang pernah menggarap film almarhum Suzzana dan Warkop DKI.
Film 'Lo Ban Teng' ini akan menampilkan adegan perkelahian ilmu bela diri dengan mengambil lokasi syuting di tiga negara yaitu Indoensia, Thailand dan China plus akan memadukan juga bintang-bintang dari Indonesia dan China. Kabarnya, bintang Hollywood Jean Claude Van Damme pun tengah dalam penjajakan untuk diajak terlibat.
Menurut sang produser, Taufiq Arief Denin, selama ini Ki Kusumo jika memproduksi sebuah film selalu wanti-wanti soal budget produksi, tetapi kali ini dia dibebaskan berkreasi dan tidak membatasi masalah bujet.
"Tentunya sesuai dengan kebutuhan film ini," ujar Taufiq di Jakarta, Selasa (13/11)..
Ki Kusumo juga sudah berpesan kepadanya untuk terus intens berhubungan dengan manajemen Jean Claude Van Damme.
"Diharapkan sebelum akhir 2020, film ini sudah beredar baik di Indonesia maupun negara lain," ujar Taufiq lagi.
Film 'Lo Ban Teng' berkisah tentang seorang pemuda dari desa Ciobee, Hokkian. Di desa tersebut dia bersama keluarganya adalah pendatang. Ayahnya, Lo Ka Liong membuka usaha arak bernama Kim Oen Hap.
Sejak umur 14 tahun, Lo Ban Teng sudah belajar kungfu pada seorang guru di desanya. Merasa cukup menguasai, dia petantang petenteng di depan segerombolan pemuda dan menantang berkelahi. Sayangnya bukan menjadi orang paling terakhir berdiri, Lo Ban Teng justru babak belur dihajar habis-habisan.
Dasar kepala batu, selepas kejadian tersebut keinginannya untuk belajar kungfu justru makin kuat. Ayahnya was-was dengan ambisi Lo Ban Teng. Umur 17 tahun, Lo Ban Teng dikirim ayahnya ke Kampung Selan, Semarang Jawa Tengah. Disana, dia hanya bertahan 7 bulan. Lo Ban Teng memutuskan kembali ke China.
Sekembalinya dari Semarang, Lo Ban Teng mendengar tentang adanya ilmu gingkang atau melompat melebihi tinggi tubuhnya hingga ke atas genteng. Sejak saat itu dia kembali menekuni kungfu lagi. Dia mengabdi pada guru tua kerempeng bernama Yoe Tjoen Gan, hingga menemukan rahasia teknik pukulan dahsyat, Kuntao Ho Yong Pay.
Ketika gurunya meninggal, Lo Ban Teng tetap belajar kungfu pada guru yang lain. Lo Ban Teng tak mengenal lelah untuk terus berguru dan belajar kungfu hingga ilmu-ilmu lainnya. termasuk mengobati orang.
Komentar