Sebut Banda Aceh Kota Intoleran, Setara Institute Didesak Minta Maaf
Aceh, Akuratnews.com - Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh, Muhammad Yusran Hadi mendesak Setara Institute minta maaf dan menarik pernyataan dalam rilisnya yang menyebut Banda Aceh sebagai Kota paling intoleran kedua di Indonesia.
Sebagai penduduk asli Kota Banda Aceh, Yusran sangat menyayangkan pernyataan tersebut.
Menurutnya, hal itu sama dengan pembohongan publik.
"Ini sama saja menuduh syariat Islam yang selama ini diberlakukan di Aceh telah menciptakan kehidupan intoleran di Aceh, khususnya di Banda Aceh sebagai ibukota provinsi Aceh," kata Yusran dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/12/2018).
Ia lantas menyebut pernyataan Setara Institute tersebut tidak benar, karena survei yang dilakukan tidak didukung oleh data yang valid dan fakta yang ada.
Pasalnya, selama empat puluh tahun tinggal di Banda Aceh, belum pernah sekalipun ia melihat adanya konflik agama di Kota tersebut.
Yusran memaparkan beberapa fakta bagaimana tolerannya Kota kelahirannya itu.
Pertama, Syariat Islam yang berlaku di Aceh telah memberikan kenyamanan kehidupan antar umat beragama yang mana juga telah diakui oleh para pemeluk agama lain.
"Kehidupan beragama di Banda Aceh sangat kondusif dan harmonis. Tidak ada konflik atau keributan yang bermotif agama antar pemeluk agama dari dulu sampai hari ini," tegasnya.
BandaAceh lanjutnya, juga memiliki beberapa tempat ibadah berupa masjid, gereja, vihara, dan kelenteng.
Yusranmenegaskan, tidak ada larangan mendirikan tempat ibadah selain Islam kecuali jika memang bertentangan dengan aturan yang berlaku.
"Ini menunjukkan toleransi kehidupan beragama di Banda Aceh berjalan dengan baik," ujarnya.
"Meskipun penduduk Banda Aceh hampir seratus persen muslim, namun kebebasan beragama dan beribadah sesuai agamanya masing-masing tetap diakui dan dihormati," sambung dia.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, Yusran merasa Setara Institute telah menjelekkan dan merusak citra kota Banda Aceh. Sehingga merugikan Pemerintah dan penduduk setempat.
"Setara Institue harus segera mencabut pernyataannya tersebut dan meminta maaf kepada pemko dan warga kota Banda Aceh lewat media-media," tandas Yusran yang juga pengurus Dewan Dakwah Aceh tersebut.
Komentar