Sukuk Memberikan Manfaat Bagi Pembangunan Infrastruktur
Jakarta, Akuratnews.com - Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara memberikan banyak andil dalam pembangunan infrastruktur. Sukuk tersebut langsung dialihkan ke berbagai macam proyek sehingga peruntukannya cukup jelas ketimbang obligasi negara lainnya.
Salah satu Kementrian yang mendapat manfaat adalah Kementerian yang memang banyak memerlukan pembiayaan dalam pembangunan proyek infrastruktur. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan Kementerian PUPR diberikan alokasi anggaran melalui SBSN sejak 2015.
"Kalau kita lihat, di 2015 dari Rp 81 triliun itu (kebutuhan pembiayaan) Rp 3,5 triliun itu SBSN atau 4,3%. Menurut saya, program SBSN saya sangat terbantu karena dipantau langsung progressnya oleh Kemenkeu," ungkap Basuki dalam acara SBSN di Dhanapala, Kemenkeu, Jumat (21/12/2018). "Artinya, kita dimonitor betul progress-nya. Sehingga, saya ikut terbantu untuk memonitor dan melakukan pengawasan mulai sejak pengadaan barang dan jasa," imbuh Basuki.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di tempat yang sama juga mengatakan bahwa SBSN merupakan sebuah fasilitas pembiayaan yang cukup baik. Dikatakan olehnya bahwa kita harus masuk dalam satu planning yang pasti, sehingga uang itu harus benar-benar terserap. Bagi kami, ada 19% atau Rp 7,99 triliun dari anggaran Kemenhub yang dari SBSN, tutur Budi Karya. Menurutnya, kami sangat terbantu. Rata-rata di kereta api. Karena kita juga cari format yang tingkat kepastiannya tinggi yaitu kereta api, imbuh Budi Karya.
Lain Kementrian Perhubungan dan Pekerjaan Umum, Mohamad Nasir, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi juga merasakan hal yang sama. Nasir menyampaikan pembiayaan via SBSN digunakan untuk membangun maupun merevitalisasi gedung universitas."Ternyata setelah saya perhatikan itu luar biasa dampak positifnya. Dari pengalaman saya, saya ingin mendorong semua gedung perguruan tinggi yang mangkrak bisa selsai. Kalau bisa pakai SBSN 50-100%, terima kasih Ibu Menteri (Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati)," ungkap Nasir.
Bahkan Kementrian Lingkungan Hidup tak ketinggalan memanfaatkan hal ini . Sementara, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memanfaatkan SBSN dengan pembangunan sarana dan prasarana di beberapa taman nasional. "Jadi manfaat yang paling penting buat KLHK dengan SBSN ini adalah pengakuan bahwa taman nasional kita sudah jadi sesuatu yang sangat penting, dan di dalamnya ada infrastruktur yang harus dipersiapkan. Karena dia jadi bagian penting destinasi wisata untuk pertumbuhan ekonomi," paparnya.
Menanggapi respon seperti itu, Menteri Keuangan, memberikan apresiasinya. Dikatakan olehnya, bahwa SBSN atau sukuk yang merupakan surat utang berbasis syariah ini laku keras di dunia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memamerkan global sukuk yang diterbitkan di luar Indonesia termasuk yang top. "Di dunia kita termasuk yang top. Untuk mengeluarkan US$ 1,25 miliar green sukuk. Itu kita juga diawasi. Mereka melihat tidak hanya syariahnya, tapi level of doingnya," kata Sri Mulyani.
Sementara SBSN yang diterbitkan di dalam negeri, menurut Sri Mulyani, jika melihat volumenya pada 2015 hanya Rp 7,1 triliun. Di 2019, Sri Mulyani mengalokasikan pembiayaan melalui SBSN sebesar Rp 28 triliun.
"Kalau dibanding total belanja tahun depan untuk belanja proyek infrastruktur yang mencapai Rp 400 triliun itu bagus. Kalau pengalaman bapak ibu bagus, ya nanti porsinya bisa digedekan. Di dunia kita sudah termasuk yang top," kata Sri Mulyani. "Kalau SBSN makin besar, maka kita akan makin menarik para ahli keuangan syariah. Dan ahli keuangan syariah ditambah dengan ahli proyek, yang melihat kualitas dari proyeknya," pungkas Sri Mulyani. (LH)
Komentar