Smelter PT. ASI di Kawasan Industri PT. Transon Bumindo Resources, Jadi Limbah Besi Bekas
AKURATNEWS - PT. Transon Bumindo Resources adalah salah satu perusahaan yang miliki kawasan pabrik industri pemurnian nickel di Morowali. Lokasi kawasan industrinya berada di Desa Laroenai, Kecamatan Bungku Pesisir, Morowali, Sulawesi Tengah.
Walaupun pernah gagal membangun pabrik, tahun ini sudah terlihat asap tebal pabrik mewarnai langit desa Laroenai, sebagai pertanda, jika pabrik pemurnian nickel sudah beroperasi dan mulai memproduksi nickel.
Tentunya PT. Transon, selaku pemilik kawasan mulai bernafas legah sebab pembuktian keseriusan dirinya berinvestasi membangum pabrik Nickel, sudah dibuktikan. Namun bagaimana nasib dengan perusahaan yang gagal membangun pabrik, dikawasan PT. Transon, seperti yang dialamai PT. Artabumi Sentral Industri (PT. ASI).
Media ini masih melakukan pengumpulan data soal siapa pemilik PT. ASI dan mengapa PT. ASI gagal membangun pabrik padahal jika dilihat konstruksi bangunan pabrik sudah terbangun, sebagaimana yang disampaikan warga sekitar pabrik.
"Bisa dilihat pak, itu bangunan konstruksi pabrik PT. ASI, selain sebagian kontruksi bangunan pabriknya sudah jadi, material besi peralatan-peralatan pembangunan pabrik juga terlihat berhamburan, karena kebetulan didalam kawasan Transon, masih jadi jalur utama jalan yang menyambukan beberapa desa, jadi kelihatan itu pabrik PT. ASI yang gagal dibangun, bahkan dengar kabar konstruksi besi, dan bahan bakunya sudah dijual jadi besi tua, tapi lebih jelasnya bisa ditanyakan ke Sekdes atau teman-teman di Laroenai, karna saya dengar-dengar sempat dipalang itu mobil kontener muat limbah besi itu," ujar Au kepada wartawan, Sabtu, 11 Maret 2023.
Memperjelas jika PT. ASI gagal membangun pabrik, media mendapatkan informasi jika benar sejumlah bahan besi kontruksi pabrik PT. ASI telah dijual dalam bentuk besi tua (limbah Non B3) hal itu dibenarkan sejumlah warga Bungku Peisisir, yang mengatakan jika transaksi jual beli besi tua itu dilakukan oleh salah seorang ibu bernama Melisa, dengan salah satu perusahaan.
"Jadi kami ini heran, melihat dikawasan Transon, ini. Kami berharap pemberdayaan masyarakat Lokal khususnya pengusaha-pengusaha yang ada di Morowali, bisa diberdayakan dengan baik karna tujuan hadirnya pabrik salah satunya itu. Tetapi nyatanya urus besi tua saja mereka sendiri. Kami belum tau pengelolaannya, itu apa sesuai aturan atau tidak. Padahal kita masyarakat lokal ini bisa menyiapkan perusahaan limbah sebagaimana aturan yang berlaku dalam pengelolaan limbah non B3, karena untuk pembayaran pajak ditransaksi itu harus lengkap izin-izin perusahaan dibidang pengelolaan limbah dan kita juga mampu kerja itu. Faktanya, Ibu Melisa memonopoli semua pekerjeaan di kawasan Transon mulain dari sayur sampai urusan besi tua," ujar warga.
Ditambhkan warga, jika Melisa mengerjakan transaksi jual beli besi, bekas kontrusksi pabrik ASI, yakni dengan PT. Wekkennindo Adimitra Kontrusksi (PT. WAK). Namun warga tidak mengetahui jelas asal usul ataupun statusnya PT. WAK dengan Melisa.
"Soal siapa ibu melisa, kami tidak tau persis jabatannya apa di Kawasan pabrik Transon, pastinya banyak pengadaan dan pekerjaan di atur, termasuk minuman Bir sama jual besi tua" ujar warga.
"PT. WAK juga kami tidak tau, dan selama ini besi-besi dimuat pake kontener sempat warga tahan itu. Bahkan warga yang menahan dikasih uang 40jt perbulan, dibuatkan perjanjian dengan dalih gaji outscorsing" ungkapnya.
"Polres Morowali harus segera menyahuti ini dan menindak ini karena keadaan ini bisa menjadi pemicu-pemicu keributan, dan soal dugaan pengelolaan limbah tidak sesuai aturan perlu dilakukan penindakan hukum masa kita orang kampung lebih paham itu" sambungnya.
"Harusnya Polisi mengapresiasi pikiran positif warga dengan menindak si yang diduga pelanggar ini. Semoga saja cepat Kepolisian tangani persoalan ini," beber warga.***
Komentar