Sadar Sakiti Hati Kuli Tinta
Kabid BPBK Abdya Gentle Akui Salah Katai Wartawan Tidak Ada Otak
AKURATNEWS- Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Aceh Barat Daya (Abdya) Maimun Sabri secara terbuka mengakui salah dan meminta maaf kepada wartawan dalam wilayah itu atas ucapannya mengatai 'Wartawan Tidak Punya Otak'.
“Saya minta maaf pada semua wartawan atas perkataan kasar saya. Saat kejadian itu kondisi saya lagi panik, capek ditambah lagi saya kurang sehat karena diare. Sekali lagi kalau ada salah saya minta maaf,” jelas Maimun Sabri dalam rilisnya, Jumat (3/3/2023) malam.
Dia mengaku selama ini hubungannya dengan kalangan wartawan terjalin baik, dan tidak tidak ada niatan darinya untuk mengakhiri komunikasi itu. Namun dikarenakan Sikon yang tidak mendukung, membuatnya khilaf lost control.
“Karena faktor tekanan waktu dan kesehatan, serta usia (tua-red) saya semuanya jadi tidak stabil. Sekali lagi saya minta maaf karena telah berkata kasar,” singkatnya.
Sebagai informasi, konflik Maimun Sabri dengan wartawan terjadi pada Jumat (3/3) siang. Kless ini bermula Maimun tidak menggubris konfirmasi Iliyas (31) pewarta dari anteroaceh.com terkait data banjir yang terjadi di wilayah itu.
Merasa diabaikan, Iliyas mengunggah status whatsapp dalam bahasa Aceh yang berisikan, 'Kabid Logistik Entah Masih Berselimut dengan Kain, Data Banjir diminta tidak digubris'.
Tidak terima dengan sindiran keras yang dialamatkan padanya, Maimun Sabri melalui chat whatsapp menghardik Iliyas dengan bahasa kasar mengatai 'Wartawan anteroaceh.com, Ilyas tidak punya otak'.
Tidak hanya itu, dalam chat WA-nya Kabid BPBK Abdya ini juga menegaskan bahwa dirinya tidak bisa disamakan dengan ASN lain yang takut dengan wartawan.
Meyikapi komentar miring tersebut, pewarta Ilyas pun membalasnya dan mempertanyakan maksud dari chat Maimun. Namun kembali Maimun Sabri tidak menggubris Iliyas baik pesan WA maupun panggilan seluler.
Tidak lama kemudian, Sabri menarik semua pesan makian yang dikirimkan pada Iliyas, namun sayangnya jejak digital tersebut telah terlebih dahulu diamankan oleh Iliyas dengan cara screenshot. Maimun Sabri juga diduga kuat telah menghitamkan (blokir) kontak Iliyas.
Kesalahpahaman komunikasi ini pun seketika menuai konflik. Para wartawan setempat dari berbagai media dan forum berang atas ucapan amoral sang Kabid. Mereka menuntut Maimun Sabri agar segera melakukan permohonan maaf dan bahkan mendesak Pj. Bupati mengevaluasi kembali jabatan Kabid yang disandang Maimun Sabri.
Komentar