Arti Man Jadda Wajada Dan Manfaatnya Menurut Ajaran Agama Islam

Solaeman Nur Rahman

Man Jadda Wajada

AKURATNEWS – Ungkapan pepatah arab “Man Jadda Wajada” sudah sangat familiar ditelinga kita semua. kata-kata ini sering dipakai sebagian orang untuk menasehati atau menyemangati rekan atau saudaranya yang sedang dalam keadaan letih atau tidak bersemangat.

Meskipun begitu, masih banyak dari kalangan kita yang tidak tahu apa arti dari lontaran kata mutiara tersebut. Oleh karena itu disini kami akan menjelaskan secara luas tentang maqolah tersebut dengan sangat jelas. Untuk penjelasannya silahkan simak artikel berikut ini.

Arti Man Jadda Wajada

Arti Man Jadda Wajada

Jika dijabarkan kalimat Man Jadda Wajada sangat memiliki beberapa arti yang sangat dalam, kalimat ini dikategorikan termasuk salah satu kata mutiara yang amat sangat pendek dan sederhana namun banyak yang tersirat maupun tersurat didalamnya.

Nah, daripada kalian penasaran simak penjelasan yang akan kami sampaikan pada artikel berikut ini. Kami akan merangkum arti serta penjelasannya dari beberapa ulama atau tokoh ilmu agama Islam. Berikut penjelasannya.

kalimat “Man Jadda Wajada” jika diarkitan ke bahasa Indonesia artinya adalah “barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan menuai keberhasilan dari jerih payahnya”

Seperti firman Allah yang sudah diturunkan pada Surat Ar-Ra’du ayat 11 yang berbunyi:

لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ

Arab-Latin: Lahụ mu’aqqibātum mim baini yadaihi wa min khalfihī yaḥfaẓụnahụ min amrillāh, innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirụ mā bianfusihim, wa iżā arādallāhu biqaumin sūan fa lā maradda lah, wa mā lahum min dụnihī miw wāl.

Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Baca Juga:  Doa Ruku dalam Sholat Lengkap dengan Tata Cara dan Manfaatnya

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang tidak akan dirubah nasibnya oleh Allah kecuali mereka sendiri yang merubahnya. Maksudnya merubah disini kalian harus melakukan perubahan diri anda sendiri menjadi versi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Semisal kalian meninggalkan maksiat lalu rajin beribadah, nah hal ini bisa menjadi salah satu wasilah untuk kalian dimudahkan dalam segala hal yang kalian hadapi. Dan perubahan ini kalian lakukan secara konsisten dan terus menerus.

Karena tidak ada manusia yang hidup tanpa ujian, dan juga Allah tidak akan memberikan ujian kepada hambanya sesuai kekuatan dan kesanggupannya. Allah tau kadar kekuatan setiap hambanya. Jadi jika kalian semakin dengan Allah maka akan semakin ringan ujiannya, namun jika sebaliknya jangan salah jika kalian akan merasa berat dengan ujian yang diberikan oleh Allah.

Dalam Al-qur’an surat Al-Baqoroh ayat 286 dijelaskan yang isinya seperti berikut ini:

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

Arab-Latin: Lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tuākhiżnā in nasīnā au akhṭanā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn.

Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.

Baca Juga:  Doa Ayat Kursi Lengkap dengan Artinya serta Keutamaannya

Salah satu ulama juga ada yang menjelaskan tentang kalimat “Man Jadda Wajada” bahwa suatu kesuksesan tidak akan bisa diraih oleh seseorang hanya dengan bermodalkan pasrah atau bermalas-malasan. Segala sesuatu harus diperjuangkan dan bersungguh-sungguh dalam menggapainya. Tidak dalam halnya belajar dibangku sekolah saja, seperti pekerjaan, berumahtangga dan lain sebagainya. Karena suatu yang besar memang sudah sepantasnya membutuhkan usaha yang besar, salah satunya bekerja keras dan bersungguh-sungguh.

Hal tersebut sudah dijelaskan dalam ayat Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 69. Didalam ayat ini menjelaskan bahwa Allah menjanjikan bagi siapapun hambanya yang mau bersungguh-sungguh dalam berusaha akan mencapai tujuannya dengan jalan yang dipermudah oleh Allah. Dan ayat tersebut berbunyi:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Latin: Wa alladzīna jȃhadū fīnȃ lanahdiyannahum subulanȃ wa innallȃha lama’a al-muḥsinīna.

Artinya: Orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di dalam mencari ridha kami, maka akan kami tunjukkan kepadanya jalan kami. Dan sesungguhnya, Allah benar-benar bersama dengan orang yang berbuat kebaikan. (QS. Al Ankabut: 69)

Imam Al Ghoziy dalam “Al Jaddu Al Hatsiis” berkata :

من جد وجد وربما قيل  من طلب وجد وجد هو بمعنى  لكل مجتهد نصيب وليسا في الحديث

“Man Jadda wajada, terkadang dikatakan Man Tholaba wa Jadda wajada adalah semakna dengan (Setiap orang yang bersungguh-sungguh, akan mendapatkan bagian)”

Manfaat Penerapan Man Jadda Wajada Dalam Hidup

Manfaat Penerapan Man Jadda Wajada Dalam Hidup

Dari penjelasan diatas akhirnya kita tau apa arti dan makna dari kata mutiara “Man Jadda Wajada” . Nah setelah kalian mengetahuinya alangkah baiknya kalian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar kalian tidak cemas atau letih untuk menghadapi suatu hal dalam keadaan apapun bahkan keadaan terburuk sekalipun.

Meskipun begitu, kita juga harus ingat bahwa berusaha saja tidak cukup kita juga harus mengimbangi dengan cara bertawakkal kepada Allah dan meyakini bahwa rencana dan ketentuan Allah adalah sesuatu yang terbaik bagi hambaNya. Dengan cara seperti itu tentu akan membuat kita mudah untuk menerima hasil dari semua usaha yang sudah kita lakukan.

Baca Juga:  Sholawat Tibbil Qulub, Teks Arab & Terjemahan, serta Keutamaannya

Banyak ayat-ayat didalam Alqur’an yang menjelaskan tentang ketentuan dan kekuasaan Allah. Berikut kumpulan dalilnya:

1. Surat Al-Furqan ayat 2

إِلَىٰ قَدَرٍ مَعْلُومٍ فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ الْقَادِرُونَ

Latin: Illaa qadarim ma’luum; Faqadarnaa fani’mal qoodiruun.

Artinya : “Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.”

2. Surat Al-Hijr ayat 21

وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ

Latin: Wa im min shai’in illaa ‘indanaa khazaaa ‘inuhuu wa maa nunazziluhuuu illaa biqadarim ma’luum.

Artinya: “Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.”

3. Surat Al-Ahzab ayat 38

وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا

Latin: Wa kaana amrullahi qadaram maqduuraa.

Artinya: “Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku”.

Selain Alqur’an, didalam hadist juga diterangkan. Berikut penjelasannya:

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

Artinya: “ Orang mukin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Namun, kedua-duanya mempunyai kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah. Dan janganlah menjadi lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah berkata : ‘Seandainya aku lakukan demikian, maka akan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah engkau berkata : ‘Ini adalah takdir Allah. Apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi.’ Karena perkataan “ seandainya” dapat membuka amal syaithon.” (HR. Muslim, 2664 )

Kesimpulan

Seorang mukmin yang kuat dengan iman islamnya, dan menjadikan ilmunya untuk taat kepada Allah serta besar kemauannya (Man Jadda Wajada) dalam berbuat baik dan shaleh,maka Allah akan memudahkan pada setiap jalannya. Wallahu a’lam bissowab. Semoga penjelasan diatas bisa menambah tingkat keimanan kita semua. Amin.


Baca artikel Akuratnews.com lainnya di Google News.

Disclaimer

Artikel terkait aplikasi versi modifikasi atau MOD APK yang dibagikan Tim Akuratnews.com hanya bersifat reviews saja yang bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan para pembaca. Kami tidak menyarankan anda untuk mendowload file yang bersifat ilegal. Kami juga tidak bertanggung jawab atas segala risiko dan bahaya yang bisa terjadi pada perangkatmu. Penggunaan aplikasi versi modifikasi atau MOD APK bisa merugikan pengembang dari segi materi dan sebagainya.

Tags

Artikel Terkait