Minyak Mentah Membuka Tren Harga Turunnya

Ilustrasi Kilang Minyak

Jakarta, Akuratnews.com - Harga minyak mentah dalam perdagangan komoditi jatuh. Untuk harga patokan AS berakhir di posisi terendah dalam masa lebih dari setahun. Para investor memilih untuk menahan diri sambil memperhatikan perhatian mereka pada angka pasokan menjelang pertemuan utama produsen minyak utama awal bulan depan.

Daya kenaikan harga tertahan disaat tekanan jual melanda. Di antara faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penurunan tajam, persediaan minyak bumi AS sendiri ada di atas rata-rata selama lima tahun pun juga sentiment dari penurunan ekspor minyak Iran yang telah kurang dari yang diantisipasi.

Pasar juga mengalami permintaan penurunan musiman yang lemah. Dengan harga yang terus turun seperti ini, membuka kemungkinan Organisasi Negara Pengekspor Minyak yang akan bertemu pada 6 Desember, akan melakukan pemotongan produksinya. Semakin rendah harganya, semakin tinggi probabilitas pemotongan produksi OPEC.

Dengan latar belakang itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman bulan Januari, turun $ 3,77, atau 6,6%, ke harga $ 53,43 per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Sekaligus mencatat sebagai harga kontrak bulan depan terendah sejak 26 Oktober 2017.

Sementara untuk harga minyak mentah yang dipergunakan sebagai patokan harga global, minyak Brent untuk pengiriman bulan Januari turun $ 4,26, atau 6,4%, menjadi $ 62,53 per barel. Ini sekaligus tercatat sebagai harga di penyelesaian terendah sejak Februari.

Aksi jual yang menimpa pasar modal, juga berimbas pada perdagangan di bursa komoditi. Pasar uang saat ini bergejolak karena pelemahan sejumlah teknologi dan perang dagang AS – China.

Ini semakin menambah kekhawatiran pelaku pasar akan permintaan minyak mentah global bakal terganggu. Penurunan permintaan disisi lain dibarengi dengan kenaikan pasokan, akan menghancurkan harga minyak mentah.

OPEC sendiri telah memangkas prospek pertumbuhan permintaan minyak mereka untuk tahun ini dan tahun depan. Presiden Donald Trump, mengatakan, pada hari Selasa (20/11) bahwa AS tetap menjadi "mitra setia" dengan Saudi, meskipun ketegangan terkait dengan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Komentar itu terlihat mengurangi kemungkinan gangguan ke pasar Arab Saudi. Dengan kata lain, bahwa dukungan Trump kepada Arab Saudi tergantung pada tidak ada pemotongan produksi.

Pun demikian, Arab Saudi diperkirakan dapat mengumpulkan dukungan yang cukup luas di seluruh OPEC, pemangkasan akan terjadi. Baik minyak WTI dan Brent awal bulan ini jatuh tren harga turun, yang didefinisikan sebagai penurunan setidaknya 20% dari posisi tertinggi sebelumnya.

Harga tertinggi sendiri sebelumnya tercetak pada awal Oktober.Harga minyak mendapat dukungan kenaikan dalam perdagangan di hari Senin.

Pada hari Selasa, Pemerintah Trump juga menyetujui sebuah perusahaan Iran dan tiga perusahaan Rusia dalam langkah berarti mengurangi penjualan minyak ke Suriah, menurut laporan Bloomberg.

Tapi, keputusan pemerintah Trump tersebut untuk memberikan keringanan kepada pembeli utama minyak mentah Iran setelah diberlakukannya sanksi AS pada Republik Islam yang telah memicu tekanan penjualan pasar minyak global. Sanksi telah diharapkan untuk menjaga sebagian besar minyak Iran keluar dari pasar.

Pada saat yang sama, produsen terkemuka AS, Rusia, dan Arab Saudi memompa minyak mentah pada tingkat rekor, yang menyebabkan pasokan global secara signifikan melebihi permintaan, demikian sebagaimana dilaporkan oleh Badan Energi Internasional pada pekan lalu.

OPEC dan sekutunya mengisyaratkan awal bulan ini bahwa mereka dapat memberlakukan pemotongan produksi bersama. Langkah seperti itu akan datang hanya beberapa bulan setelah kelompok itu memutuskan untuk meningkatkan produksi setelah lebih dari satu tahun menahan produksi.

OPEC telah mencapai kesepakatan awal untuk memangkas produksi pada pertemuan bulan depan, tetapi belum menyepakati jumlah tersebut. American Petroleum Institute merilis data pasokan minyak AS mingguannya Selasa malam. Administrasi Informasi Energi, yang akan mengeluarkan angka mingguannya sendiri Rabu pagi, sejauh ini melaporkan kenaikan pasokan minyak mentah dalam masing-masing dari delapan minggu terakhir. (LH)

Penulis:

Baca Juga