Tarian ‘tiba meka’, Apresiasi SMK St. Bartholomeus Terhadap Keindahan Budaya

Para penari terdiri dari 6 orang siswi SMK St. Bertolomeus Benteng Jawa mempersembahkan tarian tiba meka menyambut kedatangan yang mulia Uskup Ruteng Mrg. Siprianus Hormat. || dok. akuratnews/Yohanes Marto.
Para penari terdiri dari 6 orang siswi SMK St. Bertolomeus Benteng Jawa mempersembahkan tarian tiba meka menyambut kedatangan yang mulia Uskup Ruteng Mrg. Siprianus Hormat. || dok. akuratnews/Yohanes Marto.

Selain untuk dipersembahkan pada saat penyambutan tamu kehormatan, yang mulia Uskup Ruteng Mrg. Siprianus Hormat, tarian tiba meka dibawakan oleh siswi SMK St. Bartholomeus Benteng Jawa merupakan wujud apresiasi terhadap keindahan budaya Manggarai

AKURATNEWS - Selain dikalungi selendang songket oleh Remaja Masjid Nurul Barokah, tarian tarian tiba meka siswi SMK St. Bartholomeus Benteng Jawa juga mewarnai proses penyambutan yang mulia Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat dalam agenda kunjungannya di Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, pada Senin, 26 Oktober 2021 lalu.

Tarian tiba meka merupakan jenis tarian tradisional dalam budaya Manggarai. Tarian yang melambangkan budaya sopan santun itu biasanya dipersembahkan khusus untuk menyambut kedatangan tamu kehormatan.

Penari dari siswi SMK St. Bertolomeus Benteng Jawa mempersembahkan tarian tiba meka menyambut kedatangan yang mulia Uskup Ruteng Mrg. Siprianus Hormat. || dok. akuratnews/Yohanes Marto.

Tarian tiba meka sesuai maknanya tiba artinya terima dan meka berarti tamu. Jadi tarian tiba meka adalah tarian penyambutan tamu.

Tarian tersebut biasa dimainkan oleh putra dan putri. Keindahan tarian adat tradisional ini terdapat pada kekhasan aksesoris serta busana adat yang digunakan para penari.

Liukan para penari seirama alunan musik membuat para tamu atau penonton merasa terpikat.

Penari dari siswi SMK St. Bertolomeus Benteng Jawa mempersembahkan tarian tiba meka menyambut kedatangan yang mulia Uskup Ruteng Mrg. Siprianus Hormat. || dok. akuratnews/Yohanes Marto.

Penari laki-laki biasanya menggunakan baju puti serta kain sonke Manggarai towe songke dan memakai sapu atau topi adat.

Sedangkan para penari perempuan biasa menggunakan kain kebaya khas Manggarai dengan bahahan sarung towe songke dan selendang motif songke dengan mahkota bali belo yang melambangkan keanggunan "molas" putri Manggarai.

Selanjutnya 1 2
Penulis: Yohannes Marto

Baca Juga