Doa I’tidal: Bacaan Salat Lengkap dengan Lafadz Arab dan Terjemahnya

Makin Rajin

Doa I'tidal: Bacaan Salat Lengkap dengan Lafadz Arab dan Terjemahnya

salat adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim. Dengan begitu, mengetahui dan menghafal doa-doa salat juga menjadi sebuah keharusan bagi seorang muslim agar salatnya menjadi khusyuk. Salah satu bacaan tersebut adalah doa i’tidal yang dibaca saat melakukan gerakan i’tidal.

Apa itu I’tidal dan Bagaimana Gerakanya dalam Salat?

Melakukan gerakan i’tidal dan membaca doa i’tidal termasuk dalam rukun salat yang wajib dilaksanakan. Bagaimanapun juga, jika seorang muslim tidak mengerjakannya, maka salat muslim tersebut dianggap tidak sah. 

Pengertian dari gerakan i’tidal sendiri adalah gerakan salat yang berdiri tegak setelah seorang muslim bangun dari ruku’. Sedangkan doa i’tidal adalah doa yang memisahkan rukun salat dari gerakan sujud dan gerakan rukuk. 

Selanjutnya, menurut salah satu buku fiqih salat karya Abu Abbas Zain Musthofa al-Basuruwani, ada dua jenis pendapat ulama tentang posisi tangan saat gerakan i’tidal.  

1. Gerakan Tangan Lurus Tidak Bersedekap

Dalam hal posisi tangan saat gerakan i’tidal dalam salat, ulama pertama berpendapat bahwa tangan harus dilepas (irsal) dan tidak diletakkan di bawah dada seperti saat berdiri membaca Al-Fatihah. 

Namun, Madzhab Imam Syafi’i berpendapat bahwa tangan harus diluruskan di samping badan dan tidak bersedekap. Selain itu, Syekh Abdullah al-Bassam dalam syarah kitab Bulughul-Maram memberikan suatu pernyataan atau pendapat. 

Beliau menyatakan bahwa sebagian besar ulama, termasuk keempat imam mazhab dan pengikut mereka, berpendapat bahwa disunnahkan melepas kedua tangan (irsal) di kedua sisi badan saat i’tidal. 

Baca Juga:  Makna dan Bacaan Doa Nabi Yunus, Lengkap dengan Keutamaannya

Selain itu, tidak dianjurkan untuk menggenggam kedua tangan dan meletakkannya di bawah pusar atau di dada. Hal ini hanya berlaku saat bangun sebelum gerakan ruku’.

2. Gerakan Tangan Bersedekap di Atas Dada

Menurut ulama lain, gerakan i’tidal dilakukan dengan tangan yang bersedekap diatas dada, seperti yang Syekh Abdul Aziz bin Baz sampaikan bahwa:

“Sangat jelas bahwa meletakkan tangan kanannya di atas lengan kirinya adalah yang disyariatkan bagi orang yang salat saat ia berdiri. Itu terjadi selama ruku’ atau setelah ruku’. 

Sejauh yang kami ketahui, Nabi Muhammad SAW tidak pernah melakukan perbedaan antara keduanya (posisi tangan saat ruku’ dan i’tidal).”

Selanjutnya, sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Nasa’i dari Wa’il bin Hujr r.a:

رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ قَائِمًا فِي الصَّلَاةِ قَبَضَ بِيَمِيْنِهِ عَلَى شِمَالِهِ

Artinya: “Aku melihat Rasulullah SAW ketika berdiri dalam salat, beliau menggenggam tangan kiri beliau dengan tangan kanan beliau.” (HR Nasa’i). 

Oleh karena itu, membaca doa i’tidal harus dengan cara yang sesuai dengan sunnah. Meskipun ada perbedaan pendapat ulama tentang posisi tangan, salah satunya dapat diikuti karena berdasarkan pada hadits yang shahih.

Bagaimana Syarat dari Gerakan I’tidal?

Untuk mengetahui tentang doa I’tidal, kita juga perlu mengetahui bahwa gerakan i’tidal memiliki beberapa syarat. Syarat-syarat tersebut adalah:

  1. Bangun dari rukuk dengan tujuan i’tidal tanpa terselip tujuan lain
  2. Saat melakukan gerakan i’tidal harus dengan tumakninah, yang berarti berdiam diri sejenak sebelum melakukan gerakan selanjutnya. berdiam tersebut minimal selama membaca kalimat tasbih.
  3. Karena i’tidal adalah rukun yang pendek, tidak boleh memanjangkannya. Oleh karena itu, tidak boleh berdiri terlalu lama melebihi waktu saat membaca surat Al-Fatihah.

Bagaimanakah Doa I’tidal?

Setelah mengetahui tentang apa itu I’tidal dan bagaimana gerakan I’tidal, selanjutnya kita harus mengetahui dan menghafal doa I’tidal. Saat melaksanakan i’tidal, kita disunnahkan untuk membaca doa berikut:

Baca Juga:  Niat Mandi Wajib dan Tata Caranya, Bagi Muslim Pria dan Wanita

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

(Sami’allahu Liman Hamidah)

Artinya:

“Allah mendengar orang-orang yang memuji-Nya.”

Setelah bacaan itu,  dilanjutkan dengan bacaan i’tidal yang akan kita bahas di bawah. Namun, sebelum itu, harus kamu ketahui bahwa bacaan i’tidal terdapat beberapa pendapat:

1. Doa I’tidal dengan Bacaan Pendek

Kamu bisa menggunakan bacaan i’tidal minimal dengan bacaan tahmid. Pendapat ini, berdasarkan dari hadits berikut:

“Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW membaca “Sami’allahu Liman Hamidah” ketika mengangkat punggungnya dari ruku’ (bangun dari ruku’).” Lalu, beliau membaca:

 رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

(Rabbana wa laka al-hamdu)

2. Doa I’tidal dengan Bacaan Panjang

Bacaan i’tidal dengan bacaan panjang biasa dikenal dengan bacaan menurut versi NU (Nahdlatul Ulama). Bacaan tersebut adalah 

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

(Rabbana lakal hamdu mil ‘us samaawaati wa mil ul ardhi wa mil’u maa syi’ta min syai’in ba’du)

yang memiliki arti sebagaimana berikut: 

“Ya Allah Ya Tuhan kami, bagi-Mu lah segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki sesudah itu.”

Pendapat tersebut berdasarkan hadits Musnad al-Mustakhraj ‘ala shahih Muslim “Dari Ubaid bin al-Hasan dari Abu Aufa, ia berkata bahwa Rasulullah SAW ketika mengangkat kepala dari ruku’ (bangun dari ruku) mengucapkan, sami’allahu liman hamidah, lalu beliau membaca:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

(Rabbana lakal hamdu mil ‘us samaawaati wa mil ul ardhi wa mil’u maa syi’ta min syai’in ba’du)

(Ya Allah Ya Tuhan kami, bagi-Mu lah segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki sesudah itu.)” 

Baca Juga:  Sholawat Badar: Lirik, Arti, Sejarah, dan Keutamaannya

3. Doa I’tidal Versi Muhammadiyah

Bacaan i’tidal berikutnya adalah bacaan yang dibaca oleh umat muslim yang bermazhab muhammadiyah. Bacaan i’tidal tersebut adalah sebagai berikut:

رَبَّنَا وَلَكَ اْلحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْه

(Robbanaa walakal hamdu hamdan katsiiran thayyiban mubaarokan fiihi)

Artinya:

“Ya Tuhan kami, (hanya) untuk-Mu lah (segala) pujian yang banyak, baik, dan diberkahi padanya”

Apa Hadits yang Menyatakan Keharusan I’tidal dan Bacaanya?

Sebagaimana yang Nabi Muhammad SAW jelaskan pada H.R. Bukhari yang menyatakan bahwa membaca doa i’tidal adalah “wajib” saat melaksanakan ibadah salat:

إِذَا قَالَ الإِمَامُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ . فَقُولُوا اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ . فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Yang memiliki arti: “Jika imam mengucapkan sami’allahu liman hamidah, maka hendaklah kalian mengucapkan rabbana wa lakal hamdu. Karena siapa saja yang ucapannya tadi berbarengan dengan ucapan malaikat, maka dosanya yang telah lalu akan dihapus.” (HR Bukhari).

Selain itu, dalam hadits lain juga menyebutkan jika para malaikat berlomba-lomba untuk mencatat tindakan orang yang membaca bacaan i’tidal. Hadits tersebut adalah sebagaimana berikut:

رَأَيْتُ بِضْعَةً وَثَلاَثِينَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا ، أَيُّهُمْ يَكْتُبُهَا أَوَّلُ

Hadits tersebut memiliki arti “Aku melihat ada 30-an malaikat, berlomba-lomba siapakah di antara mereka yang lebih duluan mencatat amalannya.” (HR Bukhari).

Mari Menghafal dan Mengingat Doa I’tidal dan Doa Rukun Salat Lainnya!

Salat adalah salah satu rukun islam utama. Mengetahui rukun-rukun salat dan doa-doanya tentu saja menjadi kewajiban seorang muslim yang paling utama. Setelah mengetahui bahwa membaca doa i’tidal bersifat fardhu ain dalam salat.

Selain itu, tentu saja kita memiliki kewajiban untuk memahami dan menghafalnya. Apalagi, sudah ada banyak hadits hadits shahih yang mendukung pendapat dan madzhab ulama tentang hukum dari gerakan salat ini dan juga bacaanya.

Baca artikel Akuratnews.com lainnya di Google News.

Disclaimer

Artikel terkait aplikasi versi modifikasi atau MOD APK yang dibagikan Tim Akuratnews.com hanya bersifat reviews saja yang bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan para pembaca. Kami tidak menyarankan anda untuk mendowload file yang bersifat ilegal. Kami juga tidak bertanggung jawab atas segala risiko dan bahaya yang bisa terjadi pada perangkatmu. Penggunaan aplikasi versi modifikasi atau MOD APK bisa merugikan pengembang dari segi materi dan sebagainya.

Artikel Terkait