Puasa senin kamis bukan hal yang aneh lagi bagi seleruh ummat muslim di dunia, kita sebagai muslim pastinya sudah tahu bahwa amalan puasa senin kamis merupakan salah satu kesunahan yang seharusnya kita lakukan dengan cara berpuasa pada hari senin dan kamis seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَتَحَرَّى صَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senang berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. Tirmidzi no. 745 dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi)
Dalam literasi bahasa arab dijelaskan bahwa kata senin merupakan sinonim dari kata “isnain” yang mana hari tersebut adalah hari kedua Allah menciptakan semua mahkluk selain bumi, dan untuk hari kamis dalam literasi bahasa arab merupakan sinonim dari kata khamis yang berarti “lima” yang mana juga merupakan hari urutan kelima Allah menciptakan seluruh makhluk selain bumi. (Hasyiyah al-Bujairomi ‘Alal Khotib, juz 2, h. 116)
Dalil Keutamaan Puasa Senin Kamis
Sudah dijelaskan diatas bahwa amalan puasa senin kamis merupakan amalan sunnah, bisa di simpulkan bahwa amalan tersebut mempunyai banyak keutamaan bagi yang mau menjalankannnya. Hal ini tentu membuat banyak dari kalangan ummat muslim yang istiqamah mengamalkan puasa senin kamis dengan rutin.
1. Mengikuti Sunnah Rashulullah SAW, pernah diriwayatkan dari salah satu hadist mencerotakan bahwa beliau Rashulullah SAW selalu menjaga tetap istiqamah rutin berpuasa pada hari senin kamis. Sudah seharusnya kita sebagai ummat muslim yang taat beribadah meniru sunnah-sunnah Rashul yang sudah beliau ajarkan sejak dulu. Siti Aisyah RA berkata yang isinya,
كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَتَحَرَّى صَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ
Artinya: “Nabi saw selalu menjaga puasa Senin dan Kamis” (HR Tirmidzi dan Ahmad).
2. Puasa senin kamis bisa membukakan pintu surga bagi yang menjalankannya. Rashulullah SAW bersabda yang bunyinya:
تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ
Artinya, “Sesungguhnya pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Semua dosa hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu akan diampuni, kecuali bagi orang yang antara dia dan saudaranya terdapat kebencian dan perpecahan.” (HR Muslim, No. 4652)
3. Hari kamis merupakan hari penyetoran amal manusia, maka dari itu kebanyakan muslim mengerjakan amal baik dihari penyetoran amal baik tersebut. Salah satunya dengan berpuasa senin kamis.
Hal ini diambil dari cerita seorang shohabat yaitu usamah bin zaid ketika sedang melakukan perjalanan ke bukit Al-Qura bersama pembantunya, dengan usianya yang sudah lansia namun dia tetap berpuasa.
Sipembantu akhirnya menanyakan rasa penasarannya kepada majikannya tersebut, “wahai tuanku mengapa engkau dalam perjalanan jauh dan sudah lansia masih tetap berbuapa?”
Usamah bin zaid pun menjawab, “sesungguhnya Rashulullah SAW berpuasa pada hari tersebut dan beliu menjelaskan bahwa,
إِنَّ أَعْمَالَ الْعِبَادِ تُعْرَضُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيْسِ
Artinya, “Sesungguhnya amalan para hamba disampaikan pada hari Senin dan Kamis.”
Dalam hadits lain, beliau bersabda,
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya, “Amal perbuatan manusia akan disampaikan pada setiap hari Kamis dan Senin. Maka aku ingin amalku diserahkan saat aku berpuasa” (HR Tirmidzi).
4. Hari senin merupakan hari kelahiran Rashulullah SAW dan hari kamis merupakan hari kewafatan Rashulullah SAW. Banyak sebagian muslim menjalankan puasa tak lain karena menghormati hari dimana dilahirkan dan wafat seorang Rashulullah SAW, dengan berpuasa mereka bisa terus mengenang perjuaangan Rashulullah dalam memperjuangkan agama Islam.
Dalam salah satu hadist dijelaskan,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الاِثْنَيْنِ قَالَ: ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ
Artinya, “Nabi ditanya soal puasa pada hari Senin, beliau menjawab, ‘Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku” (HR Muslim: 1162).
Waktu Pelaksanaan Puasa Senin Kamis
Untuk waktu pelaksanaan puasa senin kamis kita mengikuti puasa pada umumnya yang mana waktu puasa dimulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Jika kalian berpuasa kalian harus mencegah segala sesuatu yang bisa membatalkan puasa sebagaimana mestinya.
Dan untuk pelaksanaan puasa senin kamis bisa dilaksanakan kapan saja, namun ada beberapa hari besar yang tidak boleh melakukan puasa. Jika hari senin kamis bertepatan dengan hari tersebut maka diharamkan melakukan puasa. Yaitu pada hari raya Idul Fitri (1 Syawal), hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah), hari Tasyriq (11,12,13 Dzulhijjzh) dan terakhir hari yang samar yaitu tanggal 30 Sya’ban, dimana banyak orang sedang banyak membicarakannya karena bertepatan dengan penentuan awal bulan Ramadhan.
Namun perlu diingat bagi kalian yang sudah menjadikan sebuah kebiasaan puasa senin kamis menjadi keharusan, ketika bertepatan dengan hari-hari separuh bulan sya’ban yang akhir tidak ada larangan untuk tetap melanjutkan puasanya. Hal ini sudah dijelaskan dalam hadist Rashulullah SAW yang berbunyi,
لاَ يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدُكُم رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنِ، إِلاَّ أَنْ يَكُونَ رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَومَهُ، فَليَصُمْ ذَلِكَ اليَوْمَ. (متفقٌ عَلَيْهِ)
Artinya: “Janganlah seseorang di antara engkau semua itu mendahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari -sebelumnya-, kecuali kalau seseorang itu -sudah- biasa berpuasa tepat -pada- hari puasanya, maka hendaklah ia berpuasa pada hari itu.” (Muttafaq ‘alaih)
Lafal Niat Puasa Senin Kamis
Terkait masalah niat, kalian bisa melakukannya seperti niat puasa pada umumnya yaitu dimulai dari malam hari sebelum tidur sampai terbitnya fajar. Dan adapun niatnya sebagai berikut:
a). Puasa Senin
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah hari Senin karena Allah ta‘âlâ.”
b). Puasa Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumil khamîsi lillâhi ta‘âlâ. Artinya, “Aku berniat puasa sunah hari Kamis karena Allah ta‘âlâ.”
وَيجوز فِي صَوْم التَّطَوُّع أَن يَنْوِي نَهَارا بعد الْفجْر وَقبل الزَّوَال ,الإقناع للماوردي ١/٧٣ — الماوردي (ت ٤٥٠)
a). Puasa Senin
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati yaumil itsnaini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunnag senin ini karena Allah ta’ala”.b). Puasa Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati yaumil khamîsi lillâhi ta‘âlâ
Artinya:”Aku berniat puasa sunnah hari kamis ini karena Allah ta’ala”.
Penutup
Demikian tata cara dan niat puasa senin kamis yang bisa kami sampaikan, semoga penjelasan diatas bisa bermanfaat bagi kita semua. Ikuti terus artikel keagamaan kami yang tidak kalah menarik dari artikel sebelumnya.
