Ahmad Doli: Saya Punya Keyakinan Bahwa ‘Golkar Bersih‘ Dapat Terwujud

Ahmad Doli Kurnia

Jakarta, Akuratnews.com - Koordinator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) yang juga fungsionaris Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia meyakini slogan Golkar Bersih dapat diwujudkan melalui kebijakan, sikap, program, serta agenda-agenda Golkar ke depan.

"Soal diksi 'Golkar Bersih', sejauh ini saya punya keyakinan bahwa Golkar akan mampu mewujudkannya. Tentu kita semua akan mengujinya dengan kebijakan, sikap, program, agenda-agenda Golkar ke depan," ujar Doli di Jakarta, Jumat (22/12/17).

Dia menekankan setidaknya ada enam indikator sekaligus ujian yang harus dilewati Golkar dalam sebulan ke depan, diawal masa kepemimpinan Airlangga Hartarto ini.

Indikator pertama ada dalam figur kepemimpinan Airlangga Hartarto (AH) sebagai Ketua Umum.

"Saya memberikan apresiasi yang tinggi atas keberaniannya memilih diksi 'Golkar Bersih' dalam slogan kampanyenya dan tema Munaslub, walaupun saya tahu tidak sedikit yang menentangnya dan berusaha menggeser dengan tema yang lain, tapi Airlangga tetap bersikukuh dan konsisten dengan diksi itu," jelas dia.

Doli mengatakan slogan itu memberikan makna bahwa Airlangga memang merupakan figur yang bersih, tidak punya potensi masalah hukum, dan bebas dari isu korupsi.

Selain itu slogan tersebut dapat dimaknai bahwa Airlangga sudah terbiasa dan juga punya visi serta keinginan untuk membangun lingkungan yang dipimpinnya selalu bersih.

"Oleh karena itu, kita harus mendukung dan mendorong agar karakter dan visi Airlangga dapat menjadi karakter dan visi institusi partai," kata Doli.

Indikator kedua adalah Munaslub yang telah berlangsung. Doli merasa bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh stake holder yang hadir bahwa Golkar mampu melaksanakan Munaslub yang sama sekali bersih dan bebas dari praktik politik uang dan transaksi jual beli suara.

"Walaupun perjalanan proses pemilihannya memang tidak sedinamis Munas/Munaslub sebelum-sebelumnya. Mungkin dalam situasi dan kondisi Golkar saat ini, proses itulah yang terbaik untuk memulai penataan kembali Partai Golkar," ujar dia.

Bagi Doli, dua indikator itu menjadi modal cukup kuat mengawali langkah menuju Golkar bersih. Kini tinggal tersisa empat ujian sekaligus indikator lagi yang harus dilewati dengan baik dalam waktu satu bulan ke depan.

Kemauan keras Indikator ketiga adalah sejauh mana Airlangga memiliki kemauan keras, konsistensi, dan dukungan kuat dari semua pemangku kepentingan untuk mampu menyusun kepengurusan yang sama sekali berwajah baru dan kontras dengan yang lama.

Mandat penuh yang diberikan oleh Munaslub kepada Airlangga merupakan modal kekuatan yang cukup untuk melakukan perubahan dan pembaharuan.

Figur bermasalah atau berpotensi terjerat masalah hukum, figur pro isu korupsi, figur anti-perubahan, dan figur kontroversial penghambat pembaharuan harus dapat diganti dengan figur-figur yang segar, bersih, antikorupsi, properubahan, muda, dan pendorong pembaharuan.

"Isu generasi milenial dan zaman 'now' pun harus diikutkan menjadi variabel dalam mengisi etalase kepengurusan," nilai dia.

Indikator keempat adalah apakah DPP Golkar berani mengambil keputusan yang mendorong pembubaran Pansus Hak Angket KPK.

Menurut Doli, dirinya pernah mendengar Airlangga memiliki rencana tersebut, sehingga pelaksanaannya tinggal menunggu ada kesepakatan kolektif formal institusi saja.

"Dan itu juga adalah bentuk konkret dari manifestasi salah satu keputusan rekomendasi Munaslub kemarin yang menegaskan bahwa Golkar harus ikut memperkuat KPK dan gerakan pemberantasan korupsi," kata Doli.

Indikator kelima adalah siapa sosok yang akan ditempatkan Golkar menjadi Ketua DPR menggantikan Setya Novanto. Menurut Doli, tentu figur yang akan ditempatkan itu adalah figur yang harus dikenal sebagai figur yang bersih, tidak punya rekam jejak yang berpotensi terjerat masalah hukum serta tidak pernah, sedang, dan akan tersangkut isu korupsi.

Indikator keenam adalah pada saat Golkar menghadapi tahap akhir penetapan calon-calon Kepala Daerah awal Januari nanti. Golkar bersama partai politik lain akan masuk pada tahap finalisasi penentuan calon yang akan diusung.

Doli berharap tidak ada lagi isu kontroversial tentang adanya "mahar politik" atau surat penetapan yang "bernilai tinggi" dari calon-calon yang diusung.

Yang harus dikedepankan adalah bagaimana pilkada itu harus menjadi wahana munculnya kader-kader terbaik Golkar menjadi tokoh publik sekaligus juga menjadi konsolidasi "warming up" kekuatan mesin partai menuju pileg dan pilpres.

Bila Golkar mampu melewati empat ujian itu, meneruskan dua ujian yang sudah dilampaui sebelumnya, maka Golkar akan memiliki indikasi sangat kuat dapat mewujudkan Golkar Bersih.

"Keberhasilan enam indikator itu akan memudahkan Golkar untuk melangkah menuju Golkar Baru, Gokar Bersih, dan Golkar Bangkit, memenangkan hati rakyat serta pemilu 2019," jelasnya. (red)

Penulis:

Baca Juga