Forum Kemitraan Siapkan Solusi Atasi Ruang Hidup Orang Rimba
AKURATNEWS - Ikhtiar Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam (FKPS-SAD) terus berlanjut untuk memecahkan masalah Orang Rimba dalam mendapatkan ruang hidup dan sumber penghidupan yang lebih layak.
Masih adanya laporan beberapa kepala keluarga (KK) Orang Rimba yang diindikasikan masih nomaden dan terkadang menempati kebun sawit masyarakat menjadi perhatian serius forum kemitraan.
Hal tersebut menjadi benang merah dari hasil pertemuan FKPS-SAD yang digelar di Kantor TNBD Sarolangun, Jambi, Senin, 8 November 2021.
Dalam pertemuan tersebut hadir para pihak yang menjadi anggota dari FKPS-SAD. Diantara yang hadir ada Kepala Balai Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sarolangun, Yayasan Prakarsa Madani, Babinsa, Kepala Desa Bukit Suban, PT Sari Aditia Loka (PT SAL), Temenggung dan Tengganai beserta perwakilan komunitas Orang Rimba.
"Pertemuan forum ini merupakan implementasi pertemuan sebelumnya. Di sini kita mencoba mencarikan cara untuk memberikan ruang hidup serta memastikan jaminan keamanan tempat warga Suku Anak Dalam di masa kini dan yang akan datang," kata Elwa Mendri, perwakilan dari sekretariat FKPS-SAD dalam acara di Sarolangun.
Elwa menjelaskan pertemuan yang dilakukan kali ini menjadi rangkaian dari kegiatan yang telah dilakukan di kantor Bappeda Kabupaten Sarolangun pada 14 Oktober 2021 silam.
Dalam pertemuan itu, kata dia, dilakukan evaluasi program pembangunan Orang Rimba sepanjang 2021 dan rencana lanjutan Program Pembangunan Sosial Orang Rimba/SAD tahun 2022, terutama dalam mengimplimentasikan strategi pemenuhan ruang hidup dan sumber penghidupan serta peningkatan akses layanan publik bidang kependudukan, Pendidikan, Kesehatan dan layanan sosial.
Dalam kesempatan itu, Kepala Balai TNBD, Haidir, menegaskan kembali perihal Pengelolaan TNBD berdasarkan ketetapan zonasi yang di-sahkan 2019 dalam Optimalisasi Tapak Keluarga dan Pengembangan Jenis SDA Bernilai Ekonomi Tinggi di Zona Tradisonal/Tanah Behuma.
Komentar